CURRENTLY READING: Francis Grose's Superstitions: Omens, Charms, Cures 1787

Tuesday, May 28, 2013

Bathroom

Kamu pernah ingin bunuh diri?

Memotong urat nadi, lompat dari lantai dua pulu satu, minum arsenik, atau mencekik leher sendiri. Apa saja bisa, aku dengar ada yang bunuh diri dengan mengurung diri diruangan yang penuh dengan gas beracun. Ada-ada saja, ah aku ingat aku membacanya dari komik detektive conan (soal bunuh diri dengan mengurung diri diruangan penuh gas beracun) Kamu mungkin bertanya, kenapa ingin bunuh diri? Beberapa hari yang lalu aku iseng browsing tentang artis-artis korea. Bosan dengan usahaku membedakan wajah masing-masing anggota girl band (kata temanku bedanya yang satu lebih tinggi dari yang lainnya, persetan, toh mereka semua memakai high heels) aku malah mencari tau tentang fenomena artis dan orang-orang penting korea yang bunuh diri. Dari mantan presiden hingga anak pemilik perusahaan raksasa macam samsung. Dari pemain drama tv hingga model kelas dunia. Rata-rata penyebabnya karna tidak kuat menghadapi tekanan hidup. Ada yang ketahuan korupsi, ada yang dilarang berpacaran dengan lelaki pilihannya, ada yang muak dijadikan budak seks agensinya, ada juga yang merasa hidupnya tidak lagi berarti walaupun bergelimang harta dan ketenaran. Yah, tapi toh itu semua diketahui dari sisa-sisa surat yang ditinggalkan, atau penuturan orang (yang mengaku) terdekatnya.

Coba kau bayangkan, anak bungsu dari pemilik perusahaan raksasa macam samsung, sedang kuliah di New York, tinggal di apartemen pribadi di Aston, menjadi salah satu dari 5 wanita terkaya se-Korea (tiga dari empat sisanya adalah Ibu dan saudara perempuannya) lalu dikabarkan mengalami kecelakaan mobil dan meninggal. Orang tuanya lebih memilih untuk menyuruh juru bicara Samsung untuk memberi keterangan pers, sampai kemudian diketahui bahwa sebenarnya dia mati bunuh diri, di apartemennya, dini hari. Orang tuanya tidak datang dipemakamnnya yang bertempat di salah satu pemakaman di NewYork, karena di tradisi korea, orang tua tidak diperbolehkan datang ke pemakaman anaknya yang belum menikah. Kenapa si anak bungsu belum menikah saat kematiannya? Karna ayahnya melarangnya menikahi lelaki pilihannya. Tragis. Pantas film korea bisa sebegitu membiusnya, bahkan drama tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Ada lagi, artis cantik yang terakhir terlihat muncul di red carpet dan melakukan promo film barunya (yang kemudian tayang setelah dia meninggal) ditemukan bunuh diri di apartemennya, dengan meninggalkan berlembar-lembar surat. Isinya? Nama-nama orang yang telah menyiksanya selama dia bekerja di industri perfilman korea. Ada 30 nama, dan awalnya kepolisian sama sekali tidak bertindak. Setelah mantan manajernya membuat pengakuan ke publik yang kemudian menyeret nama direktur agensi (dimana artis tersebut bekerja) baru kemudian polisi mengusut kasus ini. Belakangan si manajer juga mencoba bunuh diri, karna takut menghadapi reaksi pers dan publik (serta tentu agensi nya) atas apa yang telah dia katakan.

Tau Karl Lagerfeld? Model korea satu ini pernah menjadi salah satu muse nya. Pernah menjadi cover majalah Vogue dan sejenisnya. Tampil anggun dengan rambut hitamnya, dan menawan setelah mengecat pirang rambut panjangnya. Penyebab bunuh dirinya tidak benar-benar aku ketahui. Tapi dari blog nya, kebanyakan bercerita tentang kesepiannya ditengah hingar bingar kehidupan jet set nya. Memilih Paris daripada Seoul, serta disinyalir suka menyakiti diri sendiri. Loneliness could really kill you huh?


"Kenapa ya, mereka memilih bunuh diri?"
"Karna kan orang sana ngga punya agama, jadi gampang aja bunuh diri"

I heard it somewhere, die is easy, life is difficult.


Kamu pernah ingin bunuh diri?

Aku pernah. Bukan karna putus asa, bukan karna disiksa sampai berpikir tak ada lagi jalan keluar, bukan karna kesepian sampai merasa tak ada lagi kegunaan untuk tetap hidup.

Lalu kenapa? Kamu tak takut mati lalu masuk neraka?

Takut mati? Semua orang pasti pernah di fase takut mati. Jadi bukan itu yang menjadi pertimbangan. Setelah mati, itu yang menjadi pendorong keinginan. Pernahkah kamu berpikir, apa jadinya duniamu tanpamu? Orang-orang terdekatmu, reaksi mereka, siapa akan bagaimana? Kamu mengerti maksudku?

Apa yang akan terjadi, saat kau benar-benar tidak ada, dan orang-orang macam apa yang akan benar-benar menangisimu sampai bertahun-tahun, atau yang hanya mengucap turut bersedih. Bagaimana reaksi orang-orang yang pernah mengecewakanmu, atau orang-orang yang begitu kau cintai tapi saat kau hidup lebih banyak menyia-nyiakanmu. Apakah mereka akan menyadari kekosongan hati mereka, atau hanya merasa kesepian sementara. Lalu apakah orang-orang yang memendam sesuatu darimu akan menyesal karna tak sempat mengaku, atau malah bersyukur tak harus bertemu lagi, selamanya. Kamu mungkin sekarang berpikir aku sudah gila. Bunuh diri itu dosa, berpikir untuk melakukannya juga tentu dilarang.


Kamu pernah ingin bunuh diri?
Atau memang sisi manusiamu telah mati? Tergantikan janji-janji surgawi, tertutup egoisme pembenaran atas kesalahanmu atas nama pendirian teguh.

Kalau kau tak kunjung menjawab, akan kuganti pertanyaannya.
Kamu pernah berpikir kalau kamu bisa saja menjadi alasan orang ingin bunuh diri?
it's been a while.

       Halo. Apa kabar? Lama enggak denger kabar dari kamu, apalagi bertemu. Kenapa jadi jarang keliatan? Lagi sibuk apa? Beberapa waktu yang lalu ada yang nanyain kamu, harusnya kamu dengar sendiri. Dia sampe mau ketemu kamu lho, sayang kayaknya kamu enggak (atau belum?) terlalu minat. 

       Iya, aku kangen sama kamu. Semoga kalau kamu nanti sudah mau bertemu lagi (atau udah bisa?) kamu tinggal yang lama ya. Kalau bisa jangan pergi-pergi lagi. Boleh sih, tapi sebentar aja, aku tau kamu juga punya hal lain yang harus diurus. 

       Terakhir, paling tidak, jangan pernah benar-benar menghilang. 




                                                                                                                        -- Untuk D, yang kehilangan kebiasaannya