Maukah kamu pulang setiap hari, untuk orang yang tak selalu menunggumu? Selicin-licinnya kebohongan, akhirnya kamu akan tergelincir dalam binar-binar bahagia matanya. Kata orang, mata tak bisa bohong. Sepandai-pandainya kamu mengarang alasan (lebih seperti dialog antara kamu dan dirimu) akhirnya kamu akan berhenti juga di kenyataan itu: bahwa bukan kamu, yang jadi rumah impiannya.
*terinspirasi dari keberanian N, dalam usahanya menemukan kebahagiaan*
*dan dari harapan pribadi akan adanya pensieve*
(...)
No comments:
Post a Comment