CURRENTLY READING: Francis Grose's Superstitions: Omens, Charms, Cures 1787

Saturday, January 14, 2017

Personal


Kita tidak pernah benar-benar pergi. Bersamaan dengan kopor-kopor yang disiapkan (yang di dalamnya ada bumbu instan yang rasanya tak pernah asli) ada sidik jarimu tersisa. Di balik riak airmata di bandara, selalu ada doa tersemat. Kemarin akan jadi hari yang disilang merah. Kilometer memang bisa ditukar dengan rupiah yang tidak sedikit. Tidak sedikit, itu kuncinya. Tak sepadan, toh rindu tak bisa habis dalam semalam (atau dua, tiga malam).




Ada satu mantra yang tidak pernah lepas. Kita tau kapan kita akan kembali. Dan ke mana bukan lagi jadi kata tanya.



No comments:

Post a Comment